Pengertian, Penyebab, dan Usaha Pelestarian Lahan Kritis


Pengertian Lahan Kritis 

Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif. Meskipun dikelola, produktivitas lahan kritis sangat rendah, bahkan dapat terjadi hasil produksi yang diterima jauh lebih sedikit daripada biaya produksinya. Lahan kritis bersifat tandus, gundul, dan tidak dapat digunakan untuk usaha pertanian, karena tingkat kesuburannya sangat rendah.

Penyebab Terjadinya Lahan Kritis 

 
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis, adalah sebagai berikut:

  • Genangan air yang terus-menerus seperti di daerah pantai dan rawa-rawa.
  • Kekeringan, biasanya terjadi di daerah bayangan hujan.
  • Erosi tanah yang biasanya terjadi di daerah dataran tinggi, pegunungan, dan daerah miring lainnya.
  • Pengelolaan lahan yang kurang memerhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan. Lahan kritis dapat terjadi baik di dataran tinggi, pegunungan, daerah yang miring maupun di dataran rendah.
  • Masuknya material yang dapat bertahan lama ke lahan pertanian, misalnya plastik. Plastik dapat bertahan 200 tahun di dalam tanah sehingga sangat mengganggu kelestarian lahan pertanian.
  • Terjadinya pembekuan air, biasanya terjadi di daerah kutub atau pegunungan yang sangat tinggi.
  • Masuknya zat pencemar (misal pestisida dan limbah pabrik) ke dalam tanah sehingga tanah menjadi tidak subur.
 
Usaha Pelestarian Lahan Kritis 
 
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki lahan kritis antara lain sebagai berikut:

  • Menghilangkan unsur-unsur yang dapat mengganggu kesuburan lahan pertanian, misalnya plastik. Berkaitan dengan hal ini, proses daur ulang sangat diharapkan. Proses daur ulang ini juga dapat menghemat SDA yang tidak dapat diperbarui.
  • Penghijauan kembali (reboisasi) daerah yang gundul. Maksud penghijauan adalah menanami lahan yang gundul yang belum pernah menjadi hutan, sedangkan reboisasi adalah menanami lahan gundul yang pernah menjadi hutan. Jadi pada prinsipnya upaya ini adalah menghutankan daerah-daerah yang gundul, terutama di daerah pegunungan.
  • Melakukan reklamasi lahan bekas pertambangan. Biasanya daerah ini sangat gersang, oleh karena itu harus ditanami jenis tumbuhan yang mampu hidup di daerah tersebut.
  • Memanfaatkan tumbuhan eceng gondok guna menurunkan zat pencemar yang ada pada lahan pertanian. Eceng gondok dapat menyerap zat pencemar dan dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan. Namun dalam hal ini pengelolaannya harus hati-hati karena eceng gondok sangat mudah berkembang sehingga dapat menganggu lahan pertanian apabila pertumbuhannya tidak terkendali.
  • Pemupukan dengan pupuk organik atau alami yaitu pupuk kandang atau pupuk hijau secara tepat dan terus-menerus.
  • Tindakan yang tegas tetapi bersifat mendidik kepada siapa saja yang melakukan kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya lahan kritis.
  • Pengelolaan wilayah terpadu di wilayah lautan dan daerah aliran sungai (DAS).
  • Pengembangan keanekaragaman hayati dan pola pergiliran tanaman.

Lahan kritis bisa ditemukan dimana saja, sehingga jika terdapat lahan kritis usahakan diolah secepat mungkin dan ditanami tanaman agar fungsi lahan kembali normal. 


  • Mari kita tumbuhkan sikap sadar untuk menjaga Bumi yang indah ini agar tidak dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Di mulai dari diri kita sendiri untuk menjaga lingkungan di sekitar kita.

Demikian postingan mengenai Pengertian, Penyebab, dan Usaha Pelestarian Lahan Kritis
 
Bila anda mempunyai masukan atau tambahan silahkan berkomentar di bawah.

Terima kasih bagi anda yang telah membaca artikel ini, semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi anda.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian, Penyebab, dan Usaha Pelestarian Lahan Kritis"

Post a Comment